Sekolah di Rumah Karena Pandemi Covid-19

Kamis, 12 Maret 2020

Anniversary ke 10 tahun kami. Seperti kebanyakan tahun-tahun sebelumnya lagi-lagi kami telat ingat. Saya baru ingat saat di Rumah sakit dan suster menuliskan tanggal di perban yang menempel pada tangan Lova yang saat itu dinyatakan positif Demam Berdarah.

Alhamdulillah, cukup semalam saja Lova menginap di Rumah sakit dan kami bisa kembali berkumpul di rumah dan bersama-sama menyantap Nasi Bebek Sinjay di rumah malam itu 13 Maret.

Sayangnya 15 Maret Pandemi Corona mulai merebak di Jakarta dan Indonesia sehingga secara mendadak Ibu Gubernur Jawa Timur mengumumkan bahwa sekolah akan dimulai dari rumah per Senin, 16 Maret. Kamipun yang saat itu bekerja kantoran pun juga akhirnya harus memulai bekerja dari rumah atau WFH sebutan yang langsung viral saat itu (wrok from home)

Kondisi pandemi yang tidak pernah saya, ibu, dan nenek saya alami. Tidak pernah sedikitpun terdengar dalam dongeng sebelum tidur. Tentu saja membuat otak saya penub pertanyaan, kondisi apakah ini, seperti apakah bakalan yang terjadi, apa saja kemungkinannya, berapa lama. Sehingga hari itu langsung meeting dengan suami dan menata strategi keuangan, sekolah anak-anak, dan kehidupan secara keseluruhan, hahaha.

Hari itu kami juga meminta ijin ke sekolah untuk anak-anak dapat libur dulu dan tidak mengikuti kegiatan sekolah dari rumah hari pertama. Karena kami masih butuh menyiapkan diri baru menyiapkan anak-anak setelah emosi kami selesai terlebih dulu.

Kemudian setelah saya bisa menyelesaikan emosi saua dan sudah mendapat informasi kondisi pandemi ini dan berbagai what if situationnya. maka saya melakukan berbagai langkah berikut ini ke ZamZeLova:

1. Saat emosi NETRAL semua, lakukan Briefing dan buat kesepakatan. Ini saya lakukan hari selasa, karena hari senin kami butuh menyiapkan diri, detail briefing, atur jadwal WFH kami, dan menetralkan emosi sekaligus adjusting kami sendiri. Jadi hari pertama, ZamZeLova bebas main. .

Briefing hari kedua pagi, kami jelaskan kondisi apa yg terjadi, dan menekankan lagi ini bukan liburan (sudah dijelaskan dr awal), ini adalah taat pemerintah belajar di rumah. Artinya gimana, sekolah pindah di rumah, dan karena bukan libur jadi movie time ada nggak? enggaakk.

2. Kami sampaikan ke ZamZeLova, Kabar baiknya, krn sekolah di rumah, jadi boleh menentukan jam belajar, dan mulai lebih siang. .
Saya siapkan beberapa opsi untuk kesepakatan jam belajar. Dan Kami sepakat mulai jam 8-11 atau seselesainya mereka. Jadwal ini tanpa didampingi ibu abi. Kalau ada pertanyaan atau bingung harus ditandai terlebih dulu, nanti jam 3 sore abi ibu akan dampingin dan bantu. . “Semakin kamu cepet selesai semakin banyak waktu mainmu” (kalimat persuasi)

3. Sepakati sesuai keputusan jadwal yang dipilih anak, sepakati peran orangtua juga. Misal: peran kami mendampingi adalah sore hari pukul 3 setelah WFH saya selesai

Kalau perlu, tulis kesepakatan di kertas dan semua ttd. Jadi ketika ada yang lupa bisa di lihat lagi. .

4. Lakukan, lakukan, lakukan konsisten. Insya Allah ketika ortu komit, anak akan mencontoh. Catat keberhasilan, improve yang diperlukan

5. Apabila mereka melakukan sesuai kesepakatan maka apresiasi dengan pujian efektif. Bila tidak sesuai kesepakatan tegur efektif dengan penuh kasih sayang. Saya pribadi banyak apresiasi, dan cukup detail sekecil apapun perilaku baiknya. .

Hidup anak ya mencontoh orang di sekitarnya. Jadi kami yakin kalau kami netral nggak stress dan tetap bahagia ya mereka mudah bahagia juga.

Kemudian kondisi pandemi yang sudah beberapa hari memang challenging, rapat-rapat berkepanjangan untuk strategi kantor tempat saya bekerja menghadapi pandemi dilakukan dengan panjang, banyak, dan lama. Sangat menguras waktu, tenaga, dan pikiran.

Challenge pun datang dari tantangan mendampingi anak sekolah di rumah saat itu, maka saya memiliki beberapa frame dari membanti para orang tua yang curhat dan mengeluhkan kondisi pandemi dan sekolah di rumah.

# Insya Allah Peluang Pahala untuk orang tua sedang bertebaran dalam rumah.

# Orang tua bersikap Diam menahan ngomel padahal mampu ngomel, Insya Allah mendapatkan pahala melawan bisikan setan.

# Orang tua mengajarkan pelajaran dan mendampingi anak-anak belajar, Insya Allah menjadi ilmu yang bermanfaat

# Orang tua senyum 20 detik dan menjadikan anak tertular emosi bahagia juga Insya Allah pahala.

# Orang tua berusaha tetap bahagia menyuapi makanan anak yang sulit makan Insya Allah diganjar pahala lebih untuk kesabarannya.

Mari terus berusaha mengumpulkan pahala yg bertebaran di rumah dengan bahagia ♥ demi generasi gemilang yang sehat lahir batin. Karena saya khawatir anak-anak sehat fisik namun merasa sedih karena perlakuan orang tuanya.

Semoga semua orang tua diberi kemudahan untuk mengubah frame sehingga lebih mudah bahagia mendampingi anak-anak dengan tidak melakukan banyak kesalahan pengasuhan.

Alhamdulillah #autosyukur ilmu reframing di Enlightening Parenting sangat membantu saya dalam hal memilih frame.

Saya dan kakak saya juga pernah sharing tentang Sekolah di Rumah melalui Live IG pada 10 Juni 2020 berikut.


Saat itu saya juga membaca akan adanya ke bosanan dari anak-anak maka saya juga membuat kegiatan-kegiatan sendiri yang di luar sekolah bersama anak-anak seperti berkebun sekalian untuk berjemur dan olahraga bersama setiap pagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top